Manajemen Pengelolaan Institusi

DESKRIPSI DIRI
Komponen                 : Manajemen Pengelolaan Institusi
Pernyataan Dosen     :
D.16    Di tahun ajaran baru 2015-1016  Sekolah Tinggi Agama Islam Kutai Timur (STAIS) membuka pembelajaran Bahas Arab khusus (belum jadi Prodi), diprioritaskan dan diwajibkan kepada mahasiswa baru 2015-2016
karena kedepan akan dijadikan Icontnya STAIS Kutai Timur, untuk mempersiapkan mereka yang akan meneruskan kulian ditimur tengah khususnya ke Maroko, dimana STAIS telah melakukan kerjasama dengan Dubes Maroko yang ada di Jakarta. Dan saya dipercaya oleh Lembaga sebagai sekretarisnya Unit Pengembangan Bahasa Arab STAIS (UBINSA), sekaligus sebagai  (a) wali kelas yang ditugasi khusus untuk mengevaluasi perkembangan juga setoranya mahasiswa setiap hari senin sampai kamis mengenai kosa kata Bahasa Arab. (b) sebagai salah tim pengajarnya (kebetulan selain kuliah formal saya berlatar belakang pesantren). Beberapa kebijakan yang mendapat dukungan Institusi adalah (1) keikutsertaan mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Arab khusus menjadi sarat kelulusan mata kuliah Bahasa Arab, (2)  sertifikat yang dikeluarkan oleh Unit Pengembangan Bahasa Arab STAIS (UBINSA) sebagai salah satu syarat mahasiswa bisa ikut ujian munaqashah. Menjadi  ketua pembuatan proposal untuk pembukaan prodi baru yaitu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
D.17    Saya dalam melaksanakan aktivitas Tri Dharma, selalu menyampaikan informasi sesuai dengan data atau bukti ilmiah yang sebenarnya sehingga tidak menimbulkan keraguan orang lain pada diri saya. Contoh; (1) pada saat memberikan perkuliahan saya  berupaya memberikan berbagai contoh aktual pada mahasiswa sehingga mahasiswa lebih mudah memahami apa yang dianggap sulit dalam materi perkuliahan, (2)pada saat melakukan penelitian harus mampu mengungkapkan data yang sebenarnya ada di suatu objek yang dikaji. Jadi kejujuran disini merupakan alat kendali diri yang harus dipertahankan sehingga lebih ditekankan pada objektivitas dalam pelaksanaan tugas. Pada saat melaksanakan tugas lain yang dibebankan kepada saya, saya selalu memberikan laporan kepada pimpinan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Misalnya, ketika saya dipercaya menjadi ketuan PMB (penerimaan Mahasiswa baru tahun 2014-2015. Menjadi ketua Wisuda STAIS pada tahun 2015. Dan ketika saya ditugaskan oleh pimpinan sebagai ketua dalam pembuatan proposal pembukaan prodi baru Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), maka dengan segala kemampuan yang saya miliki saya berusaha dan bekerja keras untuk menyusunnya.
D.18    Pegendalian diri pertama, membutuhkan niat yang tulus sebagai pintu masuk mengemban amanah sebagai dosen. Tentu saja, karena dosen berkorespondensi dengan sikap dan kerja ilmiah tentu perlu dilandasi mental terbuka  untuk menerima kritik, nasihat. Keterbukaan dan ketulusan akan membawa seseorang pada proporsionalitas, bukan hanya dalam memperlakukan dan penilaian pada orang lain melainkan juga pada dirinya.  Kedua, integritas dan kesabaran. Nilai-nilai yang tertanam dalam integritas dan sifat sabar, diyakini merupakan investasi mendasar bagi manusia termasuk bagi dosen. Dasarkesadaran inilah yang melahirkan manfaat, berkah, dan hikmah dalam mengarungi pergumulan di ranah perguruan tinggi dan masyarakat. Karakter dan sifat manusia (civitas akademica) yang beragam dengan kestabilan pengendalian emosi yang tidak sama, memungkinkan proses komunikasi dan pergaulan di kampus tidak berjalan linier. Orang bijak, orang keras, dan boleh jadi ada orang dengan karakter berbeda berkumpul yang tentu kadang menyenangkan dan bisa sebaliknya. Dari pembacaan terhadap sejumlah karakter manusia kampus tersebut barangkali integritas dan kesabaran dapat menjadi penawar dan modal awal mengarungi amanah akademik di kampus. Integritas dan kesabaran meneguhkan aura kewibawaan serta muru’ah yang pasti berpengaruh positif dalam pergaulan. Dan Ketiga, semangat kolegial. Setiap manusia: siapapun dia tidak bisa hidup sendiri dan mengasingkan diri. Begitupun dosen seperti saya, tidak bisa hidup egois, hanya hidup untuk diri sendiri. Ia memerlukan kawan, sahabat, partner untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan beraktualisasi dalam berbagi. Namun, berani hidup dan bergumul dengan komunitas sosial artinya siap mengikuti hukum dan etika sosial. Artinya memiliki implikasi hak dan kewajiban sosial sebagai kesepakatan sosial, bersama. Semangat kolegial beserta hukum-hukumnya harus menjadi pilihan sadar dalam memaksimalkan target dan capaian yang melibatkan komunitas sosial termasuk komunitas akademik di kampus. Pilihan hidup secara sosial berarti siap menerima pembagian kerja sesuai beban tugas dan kewenangan, sesuai profesi dan keahliannya. Begitupun di dalam kampus, saya harus selalu siap bekerja dengan semangat kolegial sesuai proporsi beban kerja dan tanggung jawab yang dimiliki. Semangat kolegial yang penuh kesadaran, akan melahirkan sistem dan budaya kerja yang efektif sehingga akan memudahkan dan memaksimalkan target dan capaian akademik
D.19    Mengenai tanggung jawab. Sebagaimana disinggung sebelumnya, bahwa profesi dosen adalah pekerjaan yang berkorelasi dan berkorespondensi dengan melekat pada sekap mental, kerja ilmiah, vokasi sekaligus pengabdian. Menyangkut tata kelola kelembagaan, tanggung jawab yang saya emban adalah misalnya mengabdi sebagai sekretaris Unit Pengembangan Bahasa Artinya, sejumlah peran dalam setiap program tersebut jelas menunjukkan gambaran dan beban tanggung jawab yang langsung atau tidak akan  berpengaruh terhadap peran dan peningkatan kapasitas tata kelola kelembagaan kampus secara luas. Pada titik ini saya menyadari, bahwa saya harus terus bekerja memberikan kontribusi pemikiran baik berupa pemetaan visi strategis maupun bentuk-bentuk pemikiran dan program praktis lainya. Sejumlah tanggung jawab tersebut tidak saya posisikan sebagai beban melainkan terintegrasi dalam konteks pengembangan pengetahuan dan pengabdian di dalamnya. Untuk membuktikan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang saya tangani, terkadang saya lembur dikantor untuk menuntaskan pekerjaan yang belum beres dan terkadang juga saya membawa pekerjaan kantor untuk bisa diselesaikan di rumah supaya besoknya ketika masuk kantor sudah beres. Ini semua dilakukan sebagai bukti rasa tanggung jawab atas pekerjaan atau kegiatan yang saya tangani.
D.20    Apa yang diuaraikan pada point tangung jawab pada aspek tata kelola kelembagaan itu, juga pada tingkat tertentu terkait pada keteguhan memegang prinsip termasuk pada dimensi etis ilmu pengetahuan. Artinya, setiap produk dosen memiliki implikasi dan tanggung jawab ilmiah yang tidak sederhana. Saya sebagai seorang dosen seharusnya memiliki keteguhan dalam menjunjung tinggi perilaku akademis dan ilmiah. Tentu, bukan hanya normatif tanggung jawab ilmiah, tetapi juga menyangkut aspek etikanya. Mengapa? sebab etika keilmuan bertali-temali dengan profesionalisme, konsistensi, dan watak keilmuanya. Sebagai contoh ketika STAIS Sangatta Kutai Timur mencanangkan bahasa Arab akan dijadikan Iconya STAIS, tidak sedikit teman yang bersikap apatis, mencibir, tapi saya dan tim bahasa arab berkeyakinan, asalkan dengan niat yang lurus, usaha serius, selebihnya berserah diri pada Allah, maka berkeyakinan akan berbuah manis dan indah pada saatnya. Inilah salah satu prinsip yang dipegang teguh dalam menjalankan amanat dari lembaga. Dan saya akan mencoba azam, teguh, dan istiqamah untuk sabar menekuni serta fokus dalam pengabdian ini.





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Manajemen Pengelolaan Institusi"

Posting Komentar